Minggu, 16 Maret 2014

Pak Wiyono : Bakul Mie Ayam Penyelamat Perut Anak Kos

Masih teringat betul kata ayah ketika aku memilih Yogyakarta sebagai kota tempat aku belajar kelak, “ Jogja itu enak, orangnya ramah-ramah.” Aku pikir sama saja, antara orang Jogja maupun orang Klaten, aku kira ayah berkata seperti itu karena beliau juga orang asli original dari Jogja, ya pantaslah kalau beliau agak narsis.

1 semester berlalu…

Betul kata ayah, atmosfer Kota Yogyakarta yang ramah dan istimewa benar-benar bisa aku rasakan. Orang Jogja itu unik, selain ramah mereka juga suka menghabiskan ke-selo-an waktunya untuk membaca, M-E-M-B-A-C-A! Ajaib, orang-orang sepuh, bapak-bapak, ibu-ibu, mulai dari penjual gudeng di dekat kosan, penjual Aqua, pak tukang becak, pak tukang ojek, ibu penjual bakso ojek, sampai pak penjual mie ayam hobi membaca, yang paling sering aku lihat beliau-beliau ini setiap pagi mengganyang berita di Koran.

Cerita Roti Cane

            Selamat malam, tak terasa sudah menginjak bulan Februari penuh cinta (katanya). Kali ini, aku akan sedikit bercerita tentang perjalanan jauh pertamaku (dan tanpa orangtua).
            Bulan Desember tahun lalu, aku (dan kawan seperjuangan sepenanggungan) iseng mencoba mengirimkan karya poster terbaik kami (amatir) di salah satu Festival tingkat Nasional untuk mahasiswa Fakultas Kesehatan, temanya tentang kanker! *Bro, kita baru semester 1 belum tahu menahu tentang kanker*
            Berhubung kawan saya tercinta itu, memiliki tekad yang nekad. Jadilah poster unyu kami yang langsung kita kirim ke panitia.